Tips dan Trik : Rainshot (bagian kedua)
Setelah pada bagian pertama
saya berbagi tips tentang apa saja yang perlu disiapkan untuk rainshot
atau hunting foto kereta api saat hujan, pada bagian ini saya akan
berbagi tips dan trik mengenai bagaimana teknis memotret kereta api saat
hujan.
Kamera yang
sangat disarankan untuk memotret saat hujan adalah kamera DSLR. Kenapa?
Karena dengan kamera ini kita bisa melakukan seting kamera secara manual
sesuai keinginan kita, dan tentu saja seting untuk rainshot berbeda
dengan seting saat kita memotret dalam kondisi cuaca normal.
Sangat
disarankan untuk menggunakan lensa tele atau lensa dengan focal length
panjang. Dengan lensa tele kita bisa meminimalisir kontak kita dengan
air hujan, dan tentu saja kontak kamera dengan air hujan sehingga dari
segi keamanan kamera lebih terjamin. Lensa tele memungkinkan kita
memotret dari jarak yang cukup jauh sehingga kita bisa memotret sambil
berteduh tanpa harus menggunakan payung atau jas hujan saat memotret.
Lalu bagaimana jika kita tidak memiliki lensa tele? Lensa kit juga cukup
ampuh untuk memotret saat hujan.
Memotret dengan
dengan menggunakan payung atau jas hujan sebagai pelindung cukup sulit,
karena satu tangan kita harus memegang kamera dan satu tangan lagi
harus memegang payung untuk melindungi dari air hujan. Jas hujan pun
hanya dirancang untuk melindungi tubuh kita, bukan kamera kita.

Cara lain
adalah memegang kamera di tangan kanan dan payung atau jas hujan di
tangan kiri. Cara yang sangat mudah jika kita memotret menggunakan
kamera poket atau kamera handhpone, tapi sangat sulit jika kita memotret
menggunakan kamera DSLR, karena kamera DSLR harus dipegang dengan dua
tangan -meskipun bisa juga memotret dengan kamera DSLR menggunakan satu
tangan saja, tapi itu sangat sulit. Sebelum memotret, seting kamera
sesuai keinginan kita, aturlah panjang focal lenght, lalu pegang kamera
dengan tangan kanan dan payung di tangan kiri dan bersiaplah untuk
memotret. Untuk jas hujan ponco, jangan pakai jas hujan secara
keseluruhan. Sebelum memakai jas hujan, pegang kamera di tangan kanan,
pastikan camera strap sudah terikat kuat ke kamera dan tergantung di
leher atau bahu kita. Setelah itu ambil jas hujan tapi jangan langsung
digunakan untuk menutup seluruh tubuh kita. Angkat bagian depan jas
hujan sampai ke atas kepala sehingga bagian jas hujan yang seharusnya
menutup bagian kepala ada di punggung kita. Pegang jas hujan dengan
tangan kiri lurus ke depan agar jas hujan benar-benar memberikan ruang
perlindungan yang cukup luas untuk kamera -terutama jika kita
menggunakan lensa tele. Cara ini cukup sulit jika kita baru pertama kali
melakukannya.
Bila perlu,
bungkus kamera dengan plastik atau tas kresek yang sudah kita siapkan
sebelumnya. Pastikan kamera benar-benar terbungkus sempurna sehingga
tidak ada air yang bisa masuk terkena kamera kita. Plastik ini nanti
dapat mempengaruhi hasil foto kita karena plastik yang menutup lensa
akan menjadi "filter tambahan" untuk lensa kamera kita. Setelah selesai
memotret satu momen, masukkan langsung kamera ke dalam saku atau tas
agar kamera tidak terlalu lama terkena udara dingin dan air hujan.
Tripod juga
sangat berguna untuk memotret saat hujan. Kamera yang ditempatkan pada
tripod akan memudahkan kita untuk memegang payung atau jas hujan untuk
melindungi kamera dan tubuh kita saat memotret. Tempatkan kamera pada
tripod dan atur ketinggian tripod agar sejajar dengan mata kita. Jika
dirasa posisi kamera pada tripod terlalu tinggi, maka kita harus
merendahkan sudut pandang kita dengan berjongkok atau membungkuk saat
memotret. Kenapa? Hal ini dilakukan agar perlindungan yang kita berikan
untuk kamera dengan menggunakan payung atau jas hujan bisa maksimal.
Jarak payung atau jas hujan tidak terlalu tinggi sehingga meminimalisir
kemungkinan kamera kita terkena air hujan. Memang hal ini sangat susah
jika kita baru pertama kali melakukannya.
Untuk mendapatkan hasil foto rainshot yang maksimal, pastikan hujannya benar-benar hujan yang lebat. Jika perlu ditambah angin yang kencang. Memang hujan yang lebat disertai angin kencang sangat berbahaya bagi tubuh dan kamera kita, tapi hujan yang semacam ini akan memberikan efek rainshot yang maksimal dan dramatis hehe :D
Hujan dengan
intensitas sedang atau bahkan gerimis tidak akan memberikan efek
rainshot yang maksimal. Memang aman untuk kamera, tapi itu sama saja
dengan memotret saat mendung tanpa hujan.
Momen yang
ingin kita tangkap dengan kamera saat hujan adalah turunnya titik-titik
air dari langit yang mengenai obyek foto kita -dalam hal ini kereta api.
Untuk menangkap pergerakan titik-titik air yang turun, kita memerlukan
kecepatan rana yang tidak terlalu cepat agar kita mendapatkan efek
pergerakan air yang turun, tetapi juga cukup cepat untuk menangkap
pergerakan kereta api. Jika kecepatan rana yang kita seting di kamera
terlalu lambat, maka obyek kereta api yang kita foto akan blur atau
tidak fokus.
Inilah sebabnya
kenapa kamera DSLR sangat disarankan untuk rainshot. Ubah seting
menjadi seting manual. Gunakan bukaan (F stop) lensa paling besar agar
sensor kamera bisa menangkap cahaya sebanyak mungkin, karena saat hujan
tentu saja intensitas cahaya sangat minim. Bukaan pada angka F/5.6 atau
F/6.3 biasanya sudah cukup untuk rainshot. Saat cuaca normal, biasanya
saya menggunakan kecepatan rana minimal 1/200s untuk menangkap
pergerakan kereta api. Saat hujan, kecepatan rana 1/80s sampai 1/125s
sekiranya sudah cukup untuk menangkap pergerakan air hujan dan kereta
api. Saat hujan pun kereta api akan berjalan agak lambat dibanding saat
cuaca normal. Kenapa? Karena sudah menjadi prosedur standar keamaan
kereta api jika hujan -terutama saat hujan lebat dan pandangan terbatas-
kereta api harus menurunkan kecepatan dari kecepatan normal yang
diijinkan. Ini sangat menguntungkan bagi kita. ISO 200 sampai 400 juga
sudah untuk memotret saat hujan tanpa harus khawatir foto kita terganggu
noise. Jikapun kita terpaksa menggunakan nilai ISO sehingga dapat
menimbulkan noise pada hasil foto kita, kita tidak perlu khawatir karena
noise pada hasil foto kita nantinya tidak akan banyak mempengaruhi
karena noise akan disamarkan oleh titik-titik air hujan.
Nah, seperti yang kita tahu, jika kita memotret menggunakan lensa tele
tanpa IS, untuk mendapatkan hasil foto yang maksimal sebisanya kita
menggunakan kecepatan dana minimal dua kali focal lenght, seperti yang
pernah saya tuliskan sebelumnya. Lalu bagaimana jika hujan dan kita
tidak memungkinkan menggunakan keceparan rana dua kali focal lenght?
Tripod sangat membantu mengatasi permasalahan ini. Ilmu tangan batu juga bisa sangat membantu.
![]() |
mode dial kamera nikon |
Jika kita
mengalami kesulitan menggunakan seting manual, hal ini tidak menjadi
masalah. Kita bisa menggunakan seting Aperture value (Av pada kamera
canon, A pada kamera nikon). Kita hanya merubah nilai F (bukaan) pada
kamera, nilai speed dan iso diatur otomatis oleh kamera.
![]() |
mode dial kamera canon |
Bisa juga kita
menggunakan seting Shutter value (Tv pada kamera canon, S pada kamera
nikon). Di sini kita hanya merubah kecepatan rana kamera kita, sedangkan
nilai F dan ISO diatur otomatis oleh software kamera. Tentu saja,
masing-masing seting mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Dan kita hanya bisa menggunakan setiap seting tersebut secara maksimal
dengan terus-menerus berlatih menggunakannya.
Bagaimana dengan kamera poket atau kamera handphone?
Saya lebih suka
menggunakan fitur mode landscape jika ingin memotret kereta api saat
hujan. Kenapa? Karena mode landscape memiliki jangkauan fokus lebih luas
dibanding mode auto. Sama halnya dengan kamera handphone. Kamera poket
dan kamera handphone memiliki keterbatasan seting untuk memotret. Memang
kamera poket model baru sekarang memiliki fitur-fitur canggih yang
memungkinkan pengguna untuk melakukan seting kameranya secara manual,
tetapi fitur ini masih kalah dengan kamera DSLR. Jika memang kamera
poket -atau bahkan kamera handphone yang kita pakai memiliki fitur
seting manual, kita bisa memakai setingan seperti yang telah saya
tuliskan di atas. Jika tidak, kita bisa memakai mode landscape untuk
digunakan saat rainshot. Jika masih belum yakin, gunakan saja mode auto
untuk lebih mudahnya.
Rainshot menggunakan kamera poket atau handphone membutuhkan sedikit improvisasi seperti memotret saat cuaca normal.
Ambil jarak yang cukup jauh dari rel agar pergerakan kereta terlihat
melambat, sehingga kecepatan rana kamera dapat menangkap pergerakan
kereta api dengan baik, sehingga foto yang dihasilkan tidak blur atau
out of focus.
Panning shot
hanya disarankan saat hujan dengan intensitas rendah sampai sedang. Saat
hujan lebat disertai angin, panning sangat tidak disarankan. Karena
kemungkinan gagal sangat besar dan jika kita terlalu banyak menggerakan
kamera saat hujan lebat (panning mengharuskan kita menggerakan kamera
mengikuti gerakan obyek) akan memungkinkan kamera kita terkena air hujan
yang cukup banyak. Tentu saja hal itu sangat tidak kita inginkan.
Seting kamera untuk panning shot saat hujan pada dasarnya sama dengan
panning shot saat cuaca normal. Menggunakan speed antara 1/40s sampai
1/60s sekiranya sudah cukup, dengan nilai bukaan F/5.6 atau F/6.3 dengan
nilai ISO 100 sampai 200. Mode landscape masih menjadi andalan saya
untuk memotret panning shot meskipun saat hujan.
![]() |
foto oleh Iqbal Anwari |
Semoga semua
yang saya tuliskan bisa memberikan manfaat untuk rekan-rekan sekalian
yang ingin memotret kereta api saat hujan. Pada dasarnya, rainshot
adalah memotret kereta api seperti biasa, hanya saja kita harus bisa
mengamankan kamera kita dari titik-titik air hujan saat kita memotret.
Tentu saja bukan hanya kamera, tapi diri kita sendiri juga harus tetap
aman dan nyaman saat memotret, baik pada cuaca normal maupun saat hujan.
Selamat memotret dan tetap utamakan keselamatan.
Sumber : http://indonesianrailwayphotography.blogspot.com/
Sumber : http://indonesianrailwayphotography.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar