test


widgets

Rabu, 03 Desember 2014

Tips dan Trik : Rainshot (bagian pertama)

Tips dan Trik : Rainshot (bagian pertama)

Memotret saat hujan. Kalimat tersebut terdengar seram di mata beberapa fotografer, tapi untuk sebagian yang lain kalimat tersebut terdengar seru. Rainshot untuk beberapa orang merupakan tantangan, petualangan, dan momen.

Memotret di saat hujan memang sangat mengasyikkan. Kita bisa mendapatkan momen-momen yang tidak setiap hari kita dapatkan, bahkan tidak setiap saat momen tersebut ada. apalagi memotret kereta api saat hujan-hujanan. Banyak sekali momen langka yang bisa didapatkan saat kita memotret kereta api di saat hujan. Akan tetapi, memotret saat hujan juga sangat besar resikonya, terutama terhadap kamera yang kita gunakan untuk memotret. Kita tentu tahu, alat elektronik apapaun -termasuk kamera, sangat rentan bila terkena air hujan. Apalagi jika kamera tersebut tercebur ke genangan air. Hal yang tentu saja sangat ingin kita hindari.

Memotret kereta api saat hujan pun juga memerlukan trik-trik khusus yang tentunya sangat berbeda jika kita memotret kereta api saat cuaca cerah, di mana pencahayaan di saat hujan sangatlah kurang, bahkan cenderung sedikit sekali.


Lalu bagaimana caranya supaya kita bisa menghasilkan foto kereta api yang bagus saat hujan? Perlengkapan apa saja yang harus disiapkan sebelum hunting rainshot? Saya akan berbagi tips dan trik memotret kereta api saat hujan berdasarkan pengalaman saya memotret kereta api.

Kamera adalah hal paling penting yang harus dipersiapkan. Tentu kita tidak bisa memotret tanpa membawa kamera. Jangan lupa memory card dan baterai kamera yang sudah dicahrge penuh.

payung berukuran besar sangat disarankan
saat hunting rainshot
Payung dan jas hujan, adalah perlengkapan utama yang wajib kita bawa saat kita memutuskan untuk hunting foto kereta api di saat hujan. Perlengkapan ini dibawa selain untuk melindungi kita dari air hujan, juga untuk melindungi kamera kita. Jika hujannya tidak terlalu lebat, kita bisa menggunakan payung saat memotret. Disarankan membawa payung berukuran besar karena payung yang besar akan memberikan area perlindungan dari air hujan yang cukup luas, sehingga kamera akan terhindar dari percikan air hujan.

Jika hujannya cukup lebat -apalagi disertai angin kencang, disarankan untuk memakai jas hujan karena payung saja tidak akan bisa melindungi kita dan kamera kita dari air hujan yang disertai angin kencang. Jas hujannya pun disarankan memakai yang model ponco, dibandingkan dengan jas hujan model baju, jas hujan ponco bisa memberikan perlindungan yang lebih baik untuk kamera kita. Kita bisa menyembunyikan kamera kita di balik jas hujan kita.

dua model jas hujan
jas hujan model ponco lebih disarankan untuk hunting rainshot
Handuk kering. Untuk apa membawa handuk? Memangnya mau mandi? Iya, setelah hujan-hujanan kita memang harus mandi agar tidak terkena sakit :D
Tapi sebelum kita pakai handuk untuk mandi, handuk juga berguna untuk menjaga kamera kita tetap dalam keadaan kering. Meskipun kita sudah menggunakan payung dan jas hujan untuk melindungi kamera saat hujan, selalu ada kemungkinan kamera terkena percikan air hujan, meskipun cuma sedikit. Tentu kita tahu, sesedikit apapun air hujan yang mengenai kamera hal itu sanagat tidak baik untuk kameranya, bisa menyebabkan kamera menjadi lembab dan timbul jamur. Oleh karena itu, handuk bisa membantu kita menjaga kamera tetap dalam keadaan kering. Setelah dipakai memotret bungkuslah kamera dengan handuk secara menyeluruh agar kamera tetap kering dan tidak lembab.

Kalau perlu, bawa juga plastik pembungkus es berukuran besar atau tas plastik atau tas kresek berwarna bening. Jika kita merasa bahwa payung dan jas hujan masih belum cukup melindungi kamera kita, bungkuslah kamera dengan plastik atau tas kresek bening agar kamera benar-benar terlindungi dari air hujan. Tentu saja, plastik ini mempengaruhi hasil foto kita karena plastik pelindung akan menutup lensa kamera kita.


Camera strap atau tali pengikat kamera. Pastikan camera strap atau tali pengikat kamera benar-benar tergantung atau terikat di badan atau tangan kita. Untuk kamera poket, pastikan tali benar-benar tergantung kuat di tangan kita. Kalau perlu -dan inilah salah satu keunggulan kamera poket, masukkan kamera ke dalam saku atau tas setelah memotret. Dan untuk kamera DSLR, pastikan camera strap benar-benar tergantung di leher atau bahu kita. Hal ini untuk menjaga agar kamera tidak jatuh ke air karena tentu saja saat hujan, tempat yang kita pijak penuh dengan air. Bahkan mungkin kita berdiri di genangan air. Tentunya kita tidak ingin kamera kita terjatuh ke dalam genangan air, bukan? Ini adalah salah satu pengalaman yang saya yang paling buruk selama hunting kereta api. Kamera saya terjatuh di genangan banjir di sekitar tanggul lumpur lapindo porong saat saya sedang hunting rainshot dengan teman-teman saya. Kejadian ini murni karena kecerobohan saya yang mungkin lupa menggantungkan camera strap di leher atau bahu. Jadi, pastikan kamera benar-benar terikat kuat di camera strap, dan tergantung di leher atau bahu saat memotret. Setelah selesai memotret, bungkus kamera dengan handuk dan masukkan kembali ke dalam tas.

Nasi pecel sangat disarankan
karena banyak mengandung vitamin dan mineral
Makanlah yang cukup sebelum hunting, jangan terlalu banyak. Makan sebelum hunting memberikan kita energi yang cukup selama hunting. Makan juga menjaga tubuh kita tetap hangat di saat cuaca dingin dan di tengah hujan, karena jika ada makanan dalam perut maka proses pencernaan dan metabolisme tubuh akan meningkat, sehingga suhu tubuh tetap hangat di saat cuaca dingin dan hujan. Menjaga suhu tubuh tetap hangat dapat meningkatkan konsentrasi saat hunting, sehingga kita tetap waspada, hati-hati, serta dapat menghasilkan foto yang bagus. Makan terlalu banyak sangat tidak disarankan. Makanan yang terlalu banyak di dalam perut dan udara yang dingin, bisa mengakibatkan mules yang sangat mengganggu konsentrasi kita saat hunting. Sangatlah tidak menyenangkan mengalami mules saat hunting :3

Bawalah Vitamin C. Untuk apa? Hujan dan angin yang dingin sangat berpengaruh bagi tubuh kita. Meskipun kita memakai jaket dan jas hujan, udara dingin akan tetap dapat menembus pertahanan jaket dan jas hujan kita. Dan suhu yang dingin dapat menurunkan stamina kita terutama setelah selesai hunting. Jika stamina turun, kita dapat terserang penyakit. Vitamin C dapat membantu menjaga dan meningkatkan stamina tubuh kita. Minumlah vitamin C sebelum dan setelah selesai hunting, insya Allah stamina tubuh kita akan tetap terjaga. Cukup dengan vitamin C yang dibeli di toko-toko terdekat. 

Minum minuman hangat sebelum dan setelah hunting juga bisa membantu menjaga stamina dan suhu tubuh kita agar kita tidak terserang sakit setelah selesai hunting rainshot. Teh hangat, air jahe hangat, dan air jeruk hangat sangat disarankan. Jangan minum es setelah hunting rainshot!!!

Jika memungkinkan, carilah spot dengan tempat berteduh yang memadai. Hunting rainshot yang paling aman adalah di stasiun. Aman dari air hujan tentunya, tapi belum tentu aman dari hal yang lain hehehe :D
Tetap utamakan safety hunting di manapun kita hunting.

Lalu, bagaimana caranya memotret saat kita memegang payung?
Bagaimana cara memotret dengan menggunakan jas hujan untuk melindungi kamera kita?
Seting kamera yang bagaimana yang bagus untuk memotret saat hujan?
Kamera dan lensa yang bagaimana yang disarankan untuk rainshot?

Karena tips dan trik ini cukup panjang, dan saya yakin membaca artikel yang terallu panjang juga cukup membosankan, maka selanjutnya akan saya tuliskan lagi di tips dan trik rainshot bagian ke dua. 

Tips dan Trik : Rainshot (bagian kedua)

Tips dan Trik : Rainshot (bagian kedua)

Setelah pada bagian pertama saya berbagi tips tentang apa saja yang perlu disiapkan untuk rainshot atau hunting foto kereta api saat hujan, pada bagian ini saya akan berbagi tips dan trik mengenai bagaimana teknis memotret kereta api saat hujan.

Kamera yang sangat disarankan untuk memotret saat hujan adalah kamera DSLR. Kenapa? Karena dengan kamera ini kita bisa melakukan seting kamera secara manual sesuai keinginan kita, dan tentu saja seting untuk rainshot berbeda dengan seting saat kita memotret dalam kondisi cuaca normal. 

Sangat disarankan untuk menggunakan lensa tele atau lensa dengan focal length panjang. Dengan lensa tele kita bisa meminimalisir kontak kita dengan air hujan, dan tentu saja kontak kamera dengan air hujan sehingga dari segi keamanan kamera lebih terjamin. Lensa tele memungkinkan kita memotret dari jarak yang cukup jauh sehingga kita bisa memotret sambil berteduh tanpa harus menggunakan payung atau jas hujan saat memotret. Lalu bagaimana jika kita tidak memiliki lensa tele? Lensa kit juga cukup ampuh untuk memotret saat hujan. 

Memotret dengan dengan menggunakan payung atau jas hujan sebagai pelindung cukup sulit, karena satu tangan kita harus memegang kamera dan satu tangan lagi harus memegang payung untuk melindungi dari air hujan. Jas hujan pun hanya dirancang untuk melindungi tubuh kita, bukan kamera kita. 

Lalu bagaimana caranya? Cara termudah adalah meminta bantuan teman kita untuk memegang payung untuk kita hehe :D Begitu pula dengan jas hujan. Mintalah bantuan salah satu teman untuk memegang jas hujan ponco saat kita memotret. Hal ini bisa dilakukan secara bergantian. Tentu saja ini memerlukan keikhlasan dari salah satu teman kita :D

Cara lain adalah memegang kamera di tangan kanan dan payung atau jas hujan di tangan kiri. Cara yang sangat mudah jika kita memotret menggunakan kamera poket atau kamera handhpone, tapi sangat sulit jika kita memotret menggunakan kamera DSLR, karena kamera DSLR harus dipegang dengan dua tangan -meskipun bisa juga memotret dengan kamera DSLR menggunakan satu tangan saja, tapi itu sangat sulit. Sebelum memotret, seting kamera sesuai keinginan kita, aturlah panjang focal lenght, lalu pegang kamera dengan tangan kanan dan payung di tangan kiri dan bersiaplah untuk memotret. Untuk jas hujan ponco, jangan pakai jas hujan secara keseluruhan. Sebelum memakai jas hujan, pegang kamera di tangan kanan, pastikan camera strap sudah terikat kuat ke kamera dan tergantung di leher atau bahu kita.  Setelah itu ambil jas hujan tapi jangan langsung digunakan untuk menutup seluruh tubuh kita. Angkat bagian depan jas hujan sampai ke atas kepala sehingga bagian jas hujan yang seharusnya menutup bagian kepala ada di punggung kita. Pegang jas hujan dengan tangan kiri lurus ke depan agar jas hujan benar-benar memberikan ruang perlindungan yang cukup luas untuk kamera -terutama jika kita menggunakan lensa tele. Cara ini cukup sulit jika kita baru pertama kali melakukannya. 

Bila perlu, bungkus kamera dengan plastik atau tas kresek yang sudah kita siapkan sebelumnya. Pastikan kamera benar-benar terbungkus sempurna sehingga tidak ada air yang bisa masuk terkena kamera kita. Plastik ini nanti dapat mempengaruhi hasil foto kita karena plastik yang menutup lensa akan menjadi "filter tambahan" untuk lensa kamera kita. Setelah selesai memotret satu momen, masukkan langsung kamera ke dalam saku atau tas agar kamera tidak terlalu lama terkena udara dingin dan air hujan.

Tripod juga sangat berguna untuk memotret saat hujan. Kamera yang ditempatkan pada tripod akan memudahkan kita untuk memegang payung atau jas hujan untuk melindungi kamera dan tubuh kita saat memotret. Tempatkan kamera pada tripod dan atur ketinggian tripod agar sejajar dengan mata kita. Jika dirasa posisi kamera pada tripod terlalu tinggi, maka kita harus merendahkan sudut pandang kita dengan berjongkok atau membungkuk saat memotret. Kenapa? Hal ini dilakukan agar perlindungan yang kita berikan untuk kamera dengan menggunakan payung atau jas hujan bisa maksimal. Jarak payung atau jas hujan tidak terlalu tinggi sehingga meminimalisir kemungkinan kamera kita terkena air hujan. Memang hal ini sangat susah jika kita baru pertama kali melakukannya.






Untuk mendapatkan hasil foto rainshot yang maksimal, pastikan hujannya benar-benar hujan yang lebat. Jika perlu ditambah angin yang kencang. Memang hujan yang lebat disertai angin kencang sangat berbahaya bagi tubuh dan kamera kita, tapi hujan yang semacam ini akan memberikan efek rainshot yang maksimal dan dramatis hehe :D 


Hujan dengan intensitas sedang atau bahkan gerimis tidak akan memberikan efek rainshot yang maksimal. Memang aman untuk kamera, tapi itu sama saja dengan memotret saat mendung tanpa hujan.

Momen yang ingin kita tangkap dengan kamera saat hujan adalah turunnya titik-titik air dari langit yang mengenai obyek foto kita -dalam hal ini kereta api. Untuk menangkap pergerakan titik-titik air yang turun, kita memerlukan kecepatan rana yang tidak terlalu cepat agar kita mendapatkan efek pergerakan air yang turun, tetapi juga cukup cepat untuk menangkap pergerakan kereta api. Jika kecepatan rana yang kita seting di kamera terlalu lambat, maka obyek kereta api yang kita foto akan blur atau tidak fokus.

Inilah sebabnya kenapa kamera DSLR sangat disarankan untuk rainshot. Ubah seting menjadi seting manual. Gunakan bukaan (F stop) lensa paling besar agar sensor kamera bisa menangkap cahaya sebanyak mungkin, karena saat hujan tentu saja intensitas cahaya sangat minim. Bukaan pada angka F/5.6 atau F/6.3 biasanya sudah cukup untuk rainshot. Saat cuaca normal, biasanya saya menggunakan kecepatan rana minimal 1/200s untuk menangkap pergerakan kereta api. Saat hujan, kecepatan rana 1/80s sampai 1/125s sekiranya sudah cukup untuk menangkap pergerakan air hujan dan kereta api. Saat hujan pun kereta api akan berjalan agak lambat dibanding saat cuaca normal. Kenapa? Karena sudah menjadi prosedur standar keamaan kereta api jika hujan -terutama saat hujan lebat dan pandangan terbatas- kereta api harus menurunkan kecepatan dari kecepatan normal yang diijinkan. Ini sangat menguntungkan bagi kita. ISO 200 sampai 400 juga sudah untuk memotret saat hujan tanpa harus khawatir foto kita terganggu noise. Jikapun kita terpaksa menggunakan nilai ISO sehingga dapat menimbulkan noise pada hasil foto kita, kita tidak perlu khawatir karena noise pada hasil foto kita nantinya tidak akan banyak mempengaruhi karena noise akan disamarkan oleh titik-titik air hujan.

Nah, seperti yang kita tahu, jika kita memotret menggunakan lensa tele tanpa IS, untuk mendapatkan hasil foto yang maksimal sebisanya kita menggunakan kecepatan dana minimal dua kali focal lenght, seperti yang pernah saya tuliskan sebelumnya. Lalu bagaimana jika hujan dan kita tidak memungkinkan menggunakan keceparan rana dua kali focal lenght? Tripod sangat membantu mengatasi permasalahan ini. Ilmu tangan batu juga bisa sangat membantu.

mode dial kamera nikon
Jika kita mengalami kesulitan menggunakan seting manual, hal ini tidak menjadi masalah. Kita bisa menggunakan seting Aperture value (Av pada kamera canon, A pada kamera nikon). Kita hanya merubah nilai F (bukaan) pada kamera, nilai speed dan iso diatur otomatis oleh kamera. 
mode dial kamera canon









Bisa juga kita menggunakan seting Shutter value (Tv pada kamera canon, S pada kamera nikon). Di sini kita hanya merubah kecepatan rana kamera kita, sedangkan nilai F dan ISO diatur otomatis oleh software kamera. Tentu saja, masing-masing seting mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan kita hanya bisa menggunakan setiap seting tersebut secara maksimal dengan terus-menerus berlatih menggunakannya.





Bagaimana dengan kamera poket atau kamera handphone?
Saya lebih suka menggunakan fitur mode landscape jika ingin memotret kereta api saat hujan. Kenapa? Karena mode landscape memiliki jangkauan fokus lebih luas dibanding mode auto. Sama halnya dengan kamera handphone. Kamera poket dan kamera handphone memiliki keterbatasan seting untuk memotret. Memang kamera poket model baru sekarang memiliki fitur-fitur canggih yang memungkinkan pengguna untuk melakukan seting kameranya secara manual, tetapi fitur ini masih kalah dengan kamera DSLR. Jika memang kamera poket -atau bahkan kamera handphone yang kita pakai memiliki fitur seting manual, kita bisa memakai setingan seperti yang telah saya tuliskan di atas. Jika tidak, kita bisa memakai mode landscape untuk digunakan saat rainshot. Jika masih belum yakin, gunakan saja mode auto untuk lebih mudahnya.

Rainshot menggunakan kamera poket atau handphone membutuhkan sedikit improvisasi seperti memotret saat cuaca normal. Ambil jarak yang cukup jauh dari rel agar pergerakan kereta terlihat melambat, sehingga kecepatan rana kamera dapat menangkap pergerakan kereta api dengan baik, sehingga foto yang dihasilkan tidak blur atau out of focus.

Panning shot hanya disarankan saat hujan dengan intensitas rendah sampai sedang. Saat hujan lebat disertai angin, panning sangat tidak disarankan. Karena kemungkinan gagal sangat besar dan jika kita terlalu banyak menggerakan kamera saat hujan lebat (panning mengharuskan kita menggerakan kamera mengikuti gerakan obyek) akan memungkinkan kamera kita terkena air hujan yang cukup banyak. Tentu saja hal itu sangat tidak kita inginkan. Seting kamera untuk panning shot saat hujan pada dasarnya sama dengan panning shot saat cuaca normal. Menggunakan speed antara 1/40s sampai 1/60s sekiranya sudah cukup, dengan nilai bukaan F/5.6 atau F/6.3 dengan nilai ISO 100 sampai 200. Mode landscape masih menjadi andalan saya untuk memotret panning shot meskipun saat hujan.
foto oleh Iqbal Anwari
Semua yang saya tuliskan di atas merupakan hasil pengalaman saya memotret kereta api selama ini. Mungkin saja saya belum bisa menjelaskan hal-hal teknis secara detail, itu karena saya sama sekali belum pernah mendapatkan ilmu fotografi secara teori melalui sekolah atau kursus. Semua ilmu fotografi yang saya dapatkan merupakan hasil belajar secara otodidak dari internet dan dari hasil praktek memotret. Sebisa mungkin gambar akan saya tambah untuk mempermudah penjelasan.

Semoga semua yang saya tuliskan bisa memberikan manfaat untuk rekan-rekan sekalian yang ingin memotret kereta api saat hujan. Pada dasarnya, rainshot adalah memotret kereta api seperti biasa, hanya saja kita harus bisa mengamankan kamera kita dari titik-titik air hujan saat kita memotret. Tentu saja bukan hanya kamera, tapi diri kita sendiri juga harus tetap aman dan nyaman saat memotret, baik pada cuaca normal maupun saat hujan.

Selamat memotret dan tetap utamakan keselamatan.

Sumber : http://indonesianrailwayphotography.blogspot.com/

Asyiknya Berburu Video Kereta Api

Asyiknya Berburu Video Kereta Api


Awalnya saya cuma hobi mengabadikan momen dalam gambar diam. Lambat laun sampailah saya pada masa jenuh sehingga saya memutuskan menjadi pemburu video. Berawal dari kedekatan masa kecil saya dengan dunia kereta api, maka saat ini saya sudah sangat akrab dengan dunia railfans, ya meskipun saya sekedar penggembira.

Apa asiknya memburu video kereta api? Hmm..bagi saya sendiri, mendengar decitan roda besi bertemu dengan rel saja sudah menciptakan kerinduan yang luar biasa dengan dunia ini, apalagi mendengar klakson lokomotif dan melihat deretan rangkaian kereta yang melesat kencang, di jalur lurus maupun tikungan, di balik gunung maupun di antara hamparan sawah nan luas, saat panas maupun teduh. Keuntungannya, gambar bergerak alias video memberikan informasi yang lebih detail tentang sebuah momen, setiap detik momen dalam gambar dan suara akan terekam dengan jelas , tentu didukung dengan kualitas rekam yang baik.

Menjadi seorang pemburu video kereta api berarti ikut berpacu dengan kereta dalam mendapatkan sebuah momen, momen yang akan kita share dengan railfans yang lain. Momen apa sajakah?

1.    Nightshoot
Bagi beberapa railfans, nonton kereta api di malam hari menjadi kesenangan tersendiri, ya suasananya yang remang-remang, sorotan lampu lokomotif, dan lain-lain. Merekam kereta api di malam hari tentu butuh usaha ekstra.

Pertama, kita harus cari spot dengan penerangan yang cukup, bisa di area stasiun atau spotting di dekat lampu penerangan, atau bisa juga di perlintasan sebidang dengan jalan raya yang biasanya punya penerangan yang cukup baik.

Kedua, stabilisasi fokus. Saya sendiri masih sedikit kerepotan dengan hal yang satu ini, ditambah kamera yang kurang mumpuni untuk merekam video dalam pencahayaan yang minim sehingga video saya kadang blur kadang focus. Solusinya, pada saat merekam, saya atur focus ke dalam setting manual dan diusahakan tidak melakukan zooming in/out.

2.    Fatamorgana
Momen ini hanya bisa kita dapatkan pada saat kondisi cuaca sedang panas terik dan benar-benar menyengat. Tipsnya yang pertama ya harus tahan panas..hehehe. Yang kedua, zooming in sejauh mungkin sampai batas maksimal kamera..pokoknya sampai mentok abis supaya efek fatamorgana mudah terlihat.

3.    Kebul dan Kobong
Momen kebul dan kobong ini termasuk momen yang susah-susah gampang untuk dicari karena terkait juga dengan kondisi lokomotif dan ‘cara kerja’ masinis. Yang bisa diusahakan oleh seorang pemburu video ya mengenali spot-spot yang biasanya sering menghasilkan momen ini, misalnya track yang menanjak atau memiliki medan yang cukup berat untuk dilalui kereta api sehingga lokomotif harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk melintasinya. Dapet kebul pekat aja udah senang, apalagi kalau sampai dapet kobong api, bisa girang-girang.

4.    Decitan Roda Kereta
Sebagian railfans, termasuk saya, senang sekali mendengar decitan roda kereta api. Tipsnya gampang sekali. Posisikan diri kita dekat dengan track yang menikung, tentu jangan terlalu dekat, BAHAYA!! Kalaupun tidak ketemu spot tikungan, cari saja wesel/cabang perpindahan jalur yang terdekat.

5.    Traksi Ganda
Traksi ganda atau yang lebih dikenal dengan DT, termasuk salah satu momen yang popular di kalangan railfans. Momen ini biasanya terjadi kalau ada lokomotif yang mengalami gangguan sehingga membutuhkan LPT, atau pengirimin lokomotif dari dan ke Balai Yasa, atau test beban. Tipsnya, rajin-rajin cari informasi dari teman railfans yang lain..hahaha..atau ke spot-spot yang biasanya sering dipakai untuk test beban lokomotif. Soal angle, ikuti naluri anda, momen ini cukup berharga mau diabadikan dari angle manapun.

6.    Full View / Landscape
Momen ini luar biasa indah, karena didukung dengan view/pemandangan yang luar biasa juga. Anda bisa menambahkan pemandangan gunung atau sawah atau sunset sebagai background di video anda. Bisa juga dengan menambahkan suara burung, gemericik air, atau bahkan bel stasiun. Sekedar orang berlalu lalang pun bisa menjadi penghias. Datangi suatu tempat, eksplor background yang paling menarik, lalu mulailah merekam.

Yang tidak boleh diabaikan adalah pencahayaan. Carilah sisi yang mendapatkan cahaya paling baik, usahakan jangan mengarah ke sumber cahaya yang terlalu silau agar tidak backlight. Usahakan tempat berpijak atau bersandar anda stabil dan kokoh sehingga video yang akan anda ambil juga stabil dan tidak banyak guncangan.

Tips lagi, cobalah membuat kompilasi. Beberapa video saya yang banyak ditonton adalah video kompilasi bisa ditambahkan backsound yang sederhana, dan jangan lupa, video kita harus informatif. Kalau video kereta ya paling tidak menyertakan seri lokomotif dan nama keretanya, plus identitas si perekam.

Mau mendapatkan momen-momen itu? Ada baiknya anda gunakan kamera ‘sapu jagad’, terutama yang bisa zooming in/out sesuka anda.


Selamat mencoba!
Sumber :
http://indonesianrailwayphotography.blogspot.com/